Tes Tulis Ala Depo Jago Arjawinangun

Hai, selamat datang di halaman blog paling amatiran di seluruh alam raya maya. 😂
Hmmm (pake gaya Nissa Sabyan) mulai dari mana ya?
Tadinya saya mau basa basi dulu, tapi berhubung saya kurang ahli berbasa basi, langsung ke konten aja yak.
Bagi kalian yang diundang oleh Depo Jago Arjawinangun untuk melakukan tes tulis, ada baiknya kalian baca ini sampai selesai (biar ngga terlalu gugup).
Ini bukan deskripsi rangkaian statis proses tes tulis di Depo Jago, karena bisa jadi pengalaman yang saya alami kemarin berbeda dengan rangkaian tes tulis yang akan kalian lalui nanti. Ini sekedar berbagi pengalaman.
Waktu itu, saya ngirim surat lamaran langsung ke gudang toko Depo Jago (setelah tutupan rel kereta api dari arah selatan). Sebenarnya saya berniat mengirimkan surat lamaran via email, tetapi saya lupa mencatat alamat email yang tertulis di depan toko (di loker Cirebon ngga tertulis alamat emailnya).
Jarak dari saya mengirimkan surat lamaran sampai dipanggil untuk melakukan tes tulis cukup singkat bagi saya, yaitu cuma 6 hari. (Maklumlah, saya sudah terlalu sering mengirimkan surat lamaran, tetapi lenyap begitu saja 😭).
Depo Jago cukup tepat memulai tes, ngga ngaret sama sekali, bahkan lebih cepat lima menit dari jadwal. Jadi usahakan datang lima belas menit lebih awal, jangan sampai telat.
Di jadwal, tes dimulai jam 08.00, tetapi pada jam 07.55 kami sudah selesai mengisi absen dan mengambil pensil yang disediakan. (Pensil disediakan di tempat tes, makanya tidak ada ketentuan membawa alat tulus sendiri).
Tes yang dilalui ada 4 macam, walaupun namanya tes tulis, kenyataannya ngga semuanya berupa ujian tulis menulis.
Tes pertama adalah tes attitude. Tes ini berupa pilihan kepribadian yang mirip atau tidak mirip dengan kita. Kita ngga perlu terlalu mikir, karena saya pernah baca, dalam tes jenis ini jika terlalu dipikirkan justru hasilnya akan abstrak dan tidak sesuai realita. Tentu hal ini akan menjadikan gambaran kita menjadi abstrak ketika pihak HRD memeriksanya.
Pilihan karakter dalam tes ini ada 4 pada masing-masing soal, dengan jumlah soal 24. Waktu pengerjaannya cukup lama bagi saya, yaitu lima belas menit (karena saya ngga pake mikir pas jawab soal-soal ini 😂).
Tes yang kedua adalah tes potensi akademik (atau apalah namanya). Tes ini berupa soal hitungan-hitungan dasar, permainan logika, dan kata. Tes ini sama seperti tes potensi akademik di soal SBMPTN, tetapi jumlah soal lebih sedikit, hanya 60 soal dengan tenggat waktu 30 menit. Berarti kita mesti jawab masing-masing soal kurang lebih 30 detik. Tips dari saya sih, jawab asal soal yang susah atau tinggalin dulu soal yang susah itu dari pada berkutat pada satu soal dan menghabiskan waktu yang ada.
Oke, lanjut yak....
Setelah mengumpulkan lembar jawaban tes kedua, peserta tes dibiarkan sebentar, istirahat biar ngga terlalu tegang.
Lalu ngga lama, tes ketiga dimulai.
Tes ketiga berbeda dengan dua tes sebelumnya. Tes ini sama sekali ngga pake pensil. Cuma pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan HRD dan siapapun yang mau jawab tinggal angkat tangan, maju ke depan, perkenalkan diri, lalu jawab.
Waktu itu, perasaan ada tujuh pertanyaan dari HRD (Saya ngga nyatet, juga tulisan ini dibuat empat hari setelah tes, udah agak lupa) ✌.
Yang pertama, tentang apa yang ingin dicapai calon karyawan dengan bekerja di Depo Jago. Yang kedua, apa tujuan yang ingin dicapai selama hidup. Yang ketiga apa yang akan dilakukan dalam tiga hari terakhir sebelum kematian. Yang keempat, jika hari ini kiamat, siapa satu orang yang akan anda selamatkan. Yang kelima, apa yang anda sesali selama hidup. Yang keenam, sebutkan dua pekerjaan yang akan dipilih jika anda diterima di semua perusahaan di mana anda melamar pekerjaan. Yang ketujuh, mengapa kami harus memilih anda sebagai karyawan.
Kira-kira itu pertanyaannya. Redaksinya tentu saja berbeda. Tiap soal ditanyakan dua kali, tetapi bagi yang sudah pernah menjawab dilarang menjawab kembali, kecuali memang sudah tidak ada yang berniat menjawab.
Di sela pertanyaan, HRD mengingatkan bahwa pihaknya tidak terlalu peduli dan mempermasalahkan apa jawaban peserta, yang ingin dicapai hanya mengetahui antusiasme peserta dalam mengikuti tes ini. Jadi jangan ragu buat angkat tangan, lalu jawab sesuai versi kalian.
Lumayan lama emang, tapi sesi ini cukup menghibur setelah dua tes sebelumnya yang membosankan dan membuat kepala nyut-nyutan. 😥 (Saya kurang jago mengerjakan sesuatu dengan dikejar-kejar waktu).
Lanjut ke tes keempat. Kami disuruh menghitung 1-5, lalu dikelompokkan berdasarkan nomor itu, kelompok satu, dua, dan seterusnya.
Kami diminta untuk membuat materi tentang makanan khas Cirebon atau konsep rumah idaman, lalu mempresentasikannya di depan.
Pada sesi ini, kelompok satu membahas tentang rumah idaman; rumah yang nyaman, kelompok dua (kelompok saya) membahas tentang nasi lengko, kelompok tiga membahas tentang nasi jamblang, kelompok empat dan lima membahas tentang rumah idaman juga.
Dalam tes ini, yang dinilai tentu bagaimana mempresentasikan, juga antusiasme dalam menanggapi bahan diskusi.
Setelah tes ini selesai, selesai pula rangkaian tes tulis di Depo Jago.

Dari sekian banyak tes tulis yang saya ikuti, ini merupakan tes yang menurut saya paling seru sampai saat ini (dan semoga ini yang terakhir, Aamiin), karena tes tulisnya ngga melulu terpaku pada kertas dan pensil.
Sekian sharing pengalaman saya kali ini, semoga bermanfaat.
Oh ya, sukses selalu untuk kalian, terimakasih telah membaca.

*Maafkan bahasa baku dan tidak baku tercampur 😂😂😂

Komentar

Posting Komentar