Mimpi Mahasiswa

Mimpi mahasiswa tentang kelulusan adalah sama, yakni bisa lulus dari perguruan tinggi. Entah mimpi itu dibumbui dengan harapan lain atau tidak. Dimulai dari lulus dengan predikat cum laude, lulus cepat, lulus dengan skripsi keren, lulus tepat waktu, lulus nanti saja, dan asal lulus. Semuanya tetap dinamai mimpi, yang selanjutnya perlu untuk diperjuangkan.

Kaum pertama adalah para pemuja angka. Mereka adalah para mahasiswa yang bermimpi lulus dengan angka memukau. Bagi sebagian mahasiswa, lulus dengan predikat cum laude adalah sebuah impian yang harus diusahakan. Tak tanggung-tanggung, beberapa dari mereka bahkan rela menghabiskan masa santai di semester tua untuk mengulang mata kuliah guna memperbaiki nilai.
Golongan pertama ini identik dengan kutu buku, penghadir seminar gratis dan berbayar, pemilik buku-buku semua mata kuliah, mempunyai tempat nongkrong di perpustakaan dengan ciri kartu perpustakaan rusak dan petugas mengenali mereka dengan baik. Selain itu, mereka biasanya suka menjadi penanggungjawab mata kuliah yang bertugas menghubungi dan dihubungi dosen. Dan biasanya, mereka berkacamata. Untuk ciri berkacamata ini, tidak menentu 😂.
Sebenarnya, mencapai cum laude adalah hasil dari kelebihan seseorang. Beberapa kelebihan bisa mendukung dan mempermudah pencapaian cum laude mahasiswa. Di antaranya:
1. Cantik
Mahasiswi cantik cenderung lebih bisa 'memikat hati' sang Bapak Dosen. Mereka meraih perhatian lebih dari pada mahasiswa yang lain. Alhasil, mereka dikenali oleh dosen sehingga dosen tidak ragu untuk memberikan nilai baik baginya. Karena kebanyakan dosen menilai dari yang dia suka atau dia kenal, tentunya akan sangat mudah bagi mahasiswa cantik untuk lulus dengan predikat cum laude. Sayangnya tidak semua dosen adalah seorang laki-laki, dan tidak semua dosen laki-laki mudah terpikat oleh kecantikan mahasiswi. Jadi, untuk mencapai angka fantastis dalam transkrip perlu usaha lebih. BELAJAR.
2. Banyak Bicara
Mahasiswa yang banyak bicara cenderung terkesan berwawasan luas dan kritis. Ini adalah mahasiswa idaman bagi dosen. Karena katanya, berwawasan luas dan kritis itu ciri mahasiswa. Dosen akan merasa perlu memperhatikan mahasiswa yang berbicara banyak, aktif. Dan tak jarang, namanya ditandai dengan kode-kode tertentu sebagai jaminan nilai yang tinggi atau tambahan nilai ketika nilai murni anjlok. Hampir semua dosen suka memperhatikan mahasiswa aktif dan tak segan untuk menilai baik. Namun beberapa di antaranya sangat memperhatikan apa yang dibicarakan mahasiswa, sehingga hanya pembicaraan yang berbobot yang dapat menarik perhatian. Jadi, yang harus dilakukan untuk bisa berwawasan luas dan kritis dalam artian yang sebenarnya adalah dengan BELAJAR.
3. SKSD
Jika penampilan tidak terlalu menarik dan tidak aktif dalam diskusi saat dosen mengajar, hal yang dapat dilakukan mahasiswa untuk menunjang jaminan nilai yang tinggi adalah sok kenal sok dekat dengan dosen. Mulai dari menanyakan tentangnya, tentang pendidikannya, keluarganya, karirnya, dan masa lalunya, eh 😂. Mencari perhatian sang dosen, atau apapun yang dapat membuat mahasiswa terkesan baik di hadapan gurunya. Tapi, tidak semua nilai dosen diberikan atas dasar kesan terhadap mahasiswa. Jadi ujungnya, setelah SKSD dengan dosen, mahasiswa dituntut untuk tetap BELAJAR.

Dari ketiga kelebihan yang menjadi penunjang nilai, disimpulkan bahwa semua nilai baik dapat dihasilkan dengan belajar. Walaupun wajah biasa dan gagal mencuri perhatian dosen, para mahasiswa masih bisa menjamin nilai dengan usaha  sendiri, dengan kemampuan yang dimiliki.
Ada satu hal lagi yang lebih penting dari belajar, dari semuanya, dari apapun, yaitu akhlak mahasiswa. Ketika telah sampai pada batas usaha, pada titik lelah belajar, menghafal, menulis, latihan, atau apapun usaha dalam penimbaan ilmu, satu hal yang bisa diandalkan adalah akhlak. Pengajar tak akan memberikan nilai rendah pada muridnya yang tidak menguasai materi sekalipun, apabila sang murid begitu hormat terhadapnya, apabila sang murid taat, patuh, dan bersungguh-sungguh dengan tugas yang diembannya. Seorang dosen tidak akan menilai buruk hanya karena mahasiswa tidak bisa menjawab soal dalam UAS. Karena pada dasarnya, akhlak menjadi penentu masuk atau tidaknya ilmu ke dalam hari pencari ilmu. Sehingga dapat dipastikan bahwa mahasiswa yang berakhlak baik akan membuatnya mudah menguasai ilmu.

Sebagian mahasiswa tidak setuju pada impian cum laude dan berpikir bahwa kaum pemimpi cum laude itu berlebihan. Mereka kaku, terpaku pada angka-angka dalam transkrip. Kaum kedua ini adalah golongan pemimpi lulus cepat. Mereka adalah para mahasiswa yang biasa berkejaran dengan deadline.
Next time insya Allah bakalan dibahas.
Sekian ulasan impian cum laude, yang baik silahkan ambil yang tidak baik abaikan. Semoga bermanfaat.

Komentar